Repost dari http://ukhuwahislamiah.com/sikap-seorang-muslim-terkait-musim-hujan/.
Di antara
nikmat yang Allah berikan kepada kita adalah turunnya hujan. Dengan turunnya
hujan, air yang kita butuhkan dapat ditemukan dimana-mana, udara yang awalnya
panas menjadi dingin, tanah yang awalnya kering kerontang menjadi hijau oleh
rerumputan dan pepohonan.
وَمِنْ
آيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الأرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ
اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَى إِنَّهُ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan di
antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka
apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur.
Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati.
Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat: 39)
Berikut ini
beberapa sikap yan hendaknya dimiliki seorang muslim terkait dengan hujan:
Pertama, meyakini
bahwa Allahlah yang menurukan hujan, bukan yang selainnya. Allah berfirman:
وما أنزل
الله من السماء من ماء فأحيا به الأرض بعد موتها
“Dan apa
yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan
bumi sesudah mati (kering)-nya.” (QS Al-Baqarah: 164)
Kedua, mensyukuri
nikmat hujan tersebut tersebut. Mensyukuri baik dengan lisan maupun dengan
perbuatan. Allah berfirman,
وَإِذْ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan. “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih“. (QS Ibrahim: 7)
Ketiga, mengikuti
sunnah atau petunjuk Rasulullah terkait hujan. Diantara petunjuk beliau
adalah berdo’a saat turun hujan. Diantara do’a yang diriwayatkan dari Nabi,
اللَّهُمَّ
صَيِّباً ناَفِعاً
“Allahumma
shoyyiban naafi’an (Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat).” [HR
Bukhari 1032]
Jika hujan
turun begitu lebat sehingga mengkhawatirkan mendatangkan mudharat maka diantara
petunjuk Rasulullah adalah membaca do’a berikut,
اللَّهُمّ
حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ
وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Ya
Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah,
turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah
dan tempat tumbuhnya pepohonan.” [HR Bukhari 1014]
Diantara
petunjuk beliau juga, saat ada petir atau kilat membaca,
سُبْحَانَ
الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ.
“Maha
Suci Allah yang halilintar bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para
malaikat, karena takut kepadaNya.” [Al-Muwaththa’ 2/992. Al-Albani berkata:
Hadits di atas mauquf yang shahih sanadnya]
Diantara
pejuntuk beliau juga adalah mengambil berkah dengan air hujan. Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap
bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami mengatakan, “Wahai Rasulullah,
mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
لأَنَّهُ
حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
“Karena
hujan ini (adalah nikmat) baru saja Allah ciptakan.”[HR Muslim 898]
Selanjutnya,
diantara sikap muslim saat turun/musim hujan adalah tidak melakukan hal-hal
yang bermudharat atau berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain.
Diantara hal yang membahayakan adalah membuang sampah di aliran-aliran air
sehingga dapat menyebabkan kebanjiran. Termasuk hal yang membahayakan juga
adalah mengendarai kendaraan dengan kencang setelah turun hujan. Hal tersebut
dapat menyebabkan kecelakaan atau setidaknya percikan air dapat mengotori
pengguna jalan yang lainnya. Padahal Rasulullah bersabda,
من آذى
المسلمين في طرقهم وجبت عليه لعنتهم
“Barang
siapa yang mengganggu orang-orang muslim di jalan mereka maka laknat mereka
pasti akan menimpanya.” [HR Thabrani]
Sekian,
semoga bermanfaat.
Disarikan
dari khutbah Jum’at di Hay Ummul Hamam, Riyadh 6/2/1436.
0 comments: