Saturday, September 20, 2014

Fiqih of The Week: Tauhid

By Unknown   Posted at  6:01 AM   SPM No comments

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagiNya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma' dan sifat-Nya

Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta. Hanya Dialah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selainNya adalah batil. Sesungguhnya Dialah Allah SWT bersifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan

Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab
karenanya ada dua:
1. Pertama: Tauhid dalam pengenalan dan penetapan, dan dinamakan dengan
Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma dan Sifat. Yaitu menetapkan hakekat zat
Rabb SWT dan mentauhidkan (mengesakan) Allah SWT dengan asma (nama), sifat,
dan perbuatan-Nya.
Pengertiannya: seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT
sematalah Rabb yang Menciptakan, Memiliki, Membolak-balikan, Mengatur alam
ini, yang sempurna pada zat, Asma dan Sifat-sifat, serta perbuatan-Nya, Yang
Maha Mengetahui segala sesuatu, Yang Meliputi segala sesuatu, di Tangan-Nya
kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia SWT mempunyai asma'
(nama-nama) yang indah dan sifat yang tinggi:

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia lah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat. (QS. Asy-Sura:11)

2. Tauhid dalam tujuan dan permintaan/permohonan, dinamakan tauhid
uluhiyah dan ibadah, yaitu mengesakan Allah SWT dengan semua jenis ibadah,
seperti: doa, shalat, takut, mengharap, dll.
Pengertiannya: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT
saja yang memiliki hak uluhiyah terhadap semua makhlukNya. Hanya Dia SWT
yang berhak untuk disembah, bukan yang lain. Karena itu tidak diperbolehkan
untuk memberikan salah satu dari jenis ibadah seperti: berdoa, shalat, meminta
tolong, tawakkal, takut, mengharap, menyembelih, bernazar dan semisalnya
melainkan hanya untuk Allah SWT semata. Siapa yang memalingkan sebagian dari
ibadah ini kepada selain Allah SWT maka dia adalah seorang musyrik lagi kafir.
Firman Allah SWT:
Siapa menyembah ilah yang lain selain Allah SWT, padahal tidak ada suatu dalilpun
baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak akan beruntung. (QS. Al-
Mukminun:117)
Tauhid Uluhiyah atau Tauhid Ibadah; kebanyakan manusia mengingkari
tauhid ini. Oleh sebab itulah Allah SWT mengutus para rasul kepada umat
manusia, dan menurunkan kitab-kitab kepada mereka, agar mereka beribadah
kepada Allah SWT saja dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya.
1. Firman Allah SWT :
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya:"Bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. Al-Anbiya` :25)
2. Firman Allah SWT:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan):"Sembahlah Allah SWT (saja), dan jauhilah Thaghut itu",…. (QS. An-
Nahl :36)

Hakekat dan Inti Tauhid:
Hakekat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua
perkara berasal dari Allah SWT, dan pandangan ini membuatnya tidak menoleh
kepada selainNya SWT tanpa sebab atau perantara. Seseorang melihat yang baik
dan buruk, yang berguna dan yang berbahaya dan semisalnya, semuanya berasal
dariNya SWT. Seseorang menyembahNya dengan ibadah yang mengesakanNya
dengan ibadah itu dan tidak menyembah kepada yang lain.

Buah Hakekat Iman:
Seseorang hanya boleh tawakkal kepada Allah SWT semata, tidak memohon
kepada makhluk serta tidak memperdulikan celaan mereka. Ia ridha kepada Allah
SWT, mencintaiNya dan tunduk kepada hukumNya.

Tauhid Rububiyah diakui manusia dengan naluri fitrahnya dan pemikirannya
terhadap alam semesta. Tetapi sekedar mengakui saja tidaklah cukup untuk
beriman kepada Allah SWT dan selamat dari siksa. Sungguh iblis telah
mengakuinya, juga orang-orang musyrik, namun tidak ada gunanya bagi mereka.
Karena mereka tidak mengakui tauhid ibadah kepada Allah SWT semata.
Siapa yang mengakui Tauhid Rububiyah saja, niscaya dia bukanlah seorang
yang bertauhid dan bukan pula seorang muslim, serta tidak dihormati/diharamkan
darah dan hartanya sampai dia mengakui dan menjalankan Tauhid Uluhiyah.
Sehingga dia bersaksi bahwa tidak Ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain
Allah SWT semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan dia mengakui hanya Allah SWT
saja yang berhak disembah, bukan yang lainnya. dan konsekuensinya adalah
hanya beribadah kepada Allah SWT saja, tidak ada sekutu bagiNya.

Tauhid Uluhiyah dan Rububiyah memiliki ketergantungan satu sama lain:
1. Tauhid Rububiyah mengharuskan kepada Tauhid Uluhiyah. Siapa yang
mengakui bahwa Allah SWT Maha Esa, Dia lah Rabb, Pencipta, Yang
Memiliki, dan yang memberi rizki niscaya mengharuskan dia mengakui
bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT. Maka dia tidak
boleh berdoa melainkan hanya kepada Allah SWT, tidak meminta tolong
kecuali kepadaNya, tidak bertawakkal kecuali kepadaNya. Dia tidakmemalingkan sesuatu dari jenis ibadah kecuali hanya kepada Allah SWT
semata, bukan kepada yang lainnya. Tauhid uluhiyah mengharuskan bagi
tauhid rububiyah agar setiap orang hanya menyembah Allah SWT saja,
tidak menyekutukan sesuatu dengannya. Dia harus meyakini bahwa Allah
SWT adalah Rabb-Nya, Penciptanya, dan pemiliknya

2. Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah terkadang disebutkan secara bersama sama,
akan tetapi keduanya mempunyai pengertian berbeda. Makna Rabb
adalah yang memiliki dan yang mengatur dan sedangkan makna ilah adalah
yang disembah dengan sebenarnya, yang berhak untuk disembah, dan tidak
ada sekutu bagi-Nya. Seperti firman Allah SWT:

Katakanlah:"Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan
manusia" (QS. An-Naas: 1-3)
Dan terkadang keduannya disebutkan secara terpisah, maka keduanya
mempunyai pengertian yang sama, seperti firman Allah SWT :

Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Rabb selain Allah, …". (QS. An-An'aam:164)
1. Firman Allah SWT :
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An'aam: 82)

2. Dari 'Ubadah bin ash-Shamit r.a, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Siapa yang
bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah SWT. Tiada
sekutu bagi-Nya. Dan sesungguhnya Muhammad SAW adalah hamba dan Rasul-
Nya. Sesungguhnya Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, serta kalimah-Nya yang
diberikan-Nya kepada Maryam dan Ruh dari-Nya. Dan (siapa yang bersaksi dan
meyakini bahwa) surga adalah benar, neraka adalah benar, niscaya Allah SWT
memasukkannya ke dalam surga berdasarkan amal yang telah ada". Muttafaqun
'alaih.(Muttafaqun 'alaih. HR. al-Bukhari no. (3435) dan ini lafaznya, dan Muslim no. (28))

3. Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
'Allah SWT berfirman, 'Wahai keturunan Adam, selama kamu berdoa dan mengharap
kepada-Ku, niscaya Kuampuni semua dosa kalian dan Aku tidak perduli (sebanyak
apapun dosanya). Wahai keturunan Adam, jika dosamu telah sama ke atas langit,
kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, niscaya Kuampuni dan Aku tidak
perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai keturunan Adam, jika engkau datang
kepadanya dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau datang menemui-Ku
dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku, niscaya Aku datang
kepadamu dengan ampunan sepenuhnya (bumi)." Shahih. HR. at-Tirmidzi no. (3540), Shahih Sunan at-Tirmidzi no. (2805).

Balasan Ahli Tauhid
Firman Allah SWT:
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,
bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka
mengatakan:"Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi
buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci
dan mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah: 25)

2. Dari Jabir r.a, ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW seraya
berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah dua perkara yang bisa dipastikan?' Beliau
menjawab, 'Siapa yang meninggal dunia dan keadaan tidak menyekutukan
sesuatupun dengan Allah SWT niscaya dia masuk dan siapa yang meninggal dunia
dalam keadaan menyekutukan sesuatu dengan Allah SWT, niscaya dia masuk
neraka." HR. Muslim no. (93)

Keagungan Kalimah Tauhid
Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya Nabi Nuh 'alaihissalam tatkala menjelang kematiannya, beliau
berkata kepada anaknya, "Sesungguhnya aku menyampaikan wasiat kepadamu:
Aku perintahkan kepadamu dua perkara dan melarangmu dari dua perkara. Saya
perintahkan kepadamu dengan kalimat laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak
disembah) selain Allah). Sesungguhnya seandainya tujuh lapis langit dan tujuh
lapis bumi diletakkan dalam satu daun timbangan dan kalimah laa ilaaha illallah
(Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah) diletakkan pada daun timbangan
yang lain, niscaya kalimat laa ilaaha illallah lebih berat. Dan jikalau tujuh lapis
langit dan tujuh lapis bumi merupakan sebuah lingkaran yang samar, niscaya
dipecahkan oleh kalimah laa ilaaha illallah dan subhanallahi wabihamdih (maha
suci Allah dan dengan memujian-Nya), sesungguhnya ia merupakan inti dari
semua ibadah. Dengannya makhluk diberi rizqi. Dan aku melarangmu dari
perbuatan syirik dan takabur…" Shahih. HR. Ahmad no. (6583) dan al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. (558), Shahih al-Adab al-Mufrad no. (426).
Lihat as-Silsilah al-Shahihah karya Syaikh al-Albani no.( 134).

Kesempurnaan Tauhid
Tauhid tidak sempurna kecuali dengan beribadah hanya kepada Allah SWT
semata, tiada sekutu bagi-Nya dan menjauhi thaghut, seperti firman Allah SWT:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan):"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu... (QS. An-Nahl:36)
Thaghut adalah setiap perkara yang hamba melewati batas dengannya
berupa sesembahan seperti berhala, atau yang diikuti seperti peramal dan para
ulama jahat, atau yang ditaati seperti para pemimpin atau pemuka masyarakat
yang ingkar kepada Allah SWT.

Thaghut itu sangat banyak dan intinya ada lima:
1. Iblis –semoga Allah SWT melindungi kita darinya-,
2. Siapa yang disembah sedangkan dia ridha,
3. Siapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya,
4. Siapa yang mengaku mengetahui yang gaib,

5. Siapa yang berhukum kepada selain hukum Allah SWT.

SOURCE:
Syeikh Muhammad bin At-Tuwaijri.Ringkasan Fiqih Islam

About the Author

Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.
View all posts by: BT9

0 comments:

Back to top ↑
Connect with Us

What they says

© 2013 SKI Al-Hajj FKG Usakti. WP Mythemeshop Converted by BloggerTheme9
Blogger templates. | Distributed by Rocking Templates Proudly Powered by Blogger.